Jumat, 26 November 2010

puisi cinta

hati ini trasa sunyi tanpa nafas cintamu,,
hidup ini sepi tanpa senyuman darimu
diri inisenyap tanpa jiwa kasih mu,,
ruang hatiku gelap tanpa arah tuk melangkah

cinta,,,
mengapa semua harus terjadi???
mengapa disaat terang dunia kalbuku kau berlalu
kau tinggalkan sepenggal dusta dalam rasa,,

cinta..
aku hanya mampu memeluk rasa
memeluk mimpi senja yng kelabu
meniti harapan fajar kelana,,

cinta..
kau buat aku tak yakin untuk melangkah
kau beri aku segenggam luka
mengapa cahaya pelangi menjadi api,,
selamat jalan cinta,,
selamat berbahagia di atas luka ku,,
biarkan kata merangkai hati serupa darah dibalik tirai….

indahnya persahabatanku.......

Indahnya Persahabatan

Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..
Sahabat bukan

MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..

Tetapi

Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..

artiku

aku tahu, tidaklah aku seindah berlian yang berkilau

bahkan aku tak semulia emas yang di cari banyak orang

aku hanya ingin seperti intan

batu yang kuat dan tak terpatahkan



bila nanti langkahku akan goyah laksana pohon kelapa yang di tiup angin

akan aku jejakkan kakiku pada harapan yang secerah matahari

ku tak akan mati disini

di jurang ini......



aku tahu...

AKU

ika tiba langkahku menepi



tak kan ku paksakan semua jalan yang ingin ku lalui



namun bila aku masih mampu berdiri



tak ingin aku berada di tepi jurang kebimbangan







aku ingin berlari,



bila ku rasa tak mampu lagi berjalan



dalam kesunyian yang pernah memasung kebebasanku



dalam memori masa lalu yang buatku ingin menyerah





tapi, tiap ku mencoba berlari

...

produk dan jasa ukm

PRODUK DAN JASA UKM
MATA KULIAH PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH
TUGAS SEMESTR LIMA
DISUSUN OLEH:
NAMA : NIKA SARTIKA
KELAS : 3 DD 03
NPM : 30208882

UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA/ATA SEMESTER 5 2010

PRODUK DAN JASA USAHA KECIL MENENGAH
Tiga Peranan Penting Internet bagi Usaha Kecil Menengah (UKM)
Saat ini banyak sekali usaha kecil menengah (UKM) bermunculan di Indonesia. Hal ini sangat berdampak positif bagi perekonomian global di Indonesia maupun juga dalam rangka meningkatkan daya saing dalam bidang penyediaan produk atau jasa di segala bidang. Contoh UKM disini bisa berbagai macam, mulai dari usaha handycraft, membuka usaha makanan, jasa rent car atau juga usaha di bidang IT seperti menjual space hosting dan juga jasa web design.
Beberapa waktu yang lalu penulis sempat hadir dalam acara talk show di salah satu radio swasta di Surabaya. Saat itu kebetulan topiknya adalah pemberdayaan IT dalam mendukung usaha kecil menengah. Hadir disana Bido A. Budiman dari ifc.org yang biasa memberikan pelatihan-pelatihan kepada UKM di Indonesia mengenai pemanfaatan IT dalam menunjang usahanya. Menurut beliau penggunaan internet sebagai media teknologi informasi dalam menunjang UKM bisa dijabarkan menjadi beberapa poin seperti berikut ini:
Komunikasi
Internet digunakan sebagai media komunikasi dengan berbagai pihak. Misalnya disini antara UKM dengan supplier. Sebagai contoh UKM di bidang peternakan ayam. Pemiliknya bisa menggunakan e-mail kepada supplier pakan ternaknya misalnya untuk melakukan order atau sebaliknya pihak supplier yang melakukan komunikasi dengan UKM. Komunikasi disini bisa bermacam-macam, salah satu yang sudah dibahas tadi misalnya penggunaan e-mail. Penulis pernah melihat ada perusahaan jasa tenaga kerja di Surabaya yang sudah menggunakan Yahoo! Messenger untuk melakukan negosiasi dengan calon penampung tenaga kerja di hongkong. Jadi para calon TKI tersebut duduk di depan PC yang dilengkapi dengan webcam sehingga calon penamung tenaga kerja di luar negeri bisa melihat langsung kondisi fisik dari calon TKI.
Promosi
Ini maksudnya internet digunakan sebagai sarana promosi jasa atau produk yang ditawarkan oleh UKM. Sebagai contoh misalnya UKM di bidang rent car (persewaan kendaraan) bisa mempromosikan jasanya melalui website atau juga melalui mailing list. Dari pengalaman penulis bahwa media mailing list merupakan yang paling efektif untuk menawarkan jasa atau produk. Kenapa begitu? Itu dikarenakan bahwa mailing list adalah suatu forum diskusi berbasis e-mail mengenai suatu topik tertentu. Orang-orang atau pihak-pihak yang tergabung dalam suatu mailing list tertentu biasanya mempunyai satu kesamaan tujuan dan juga kesamaan minat tertentu. Sebagai contoh ada mailing list mengenai balita atau mailing list ayah bunda yang isinya mengenai seputar pasangan muda yang baru mempunyai anak. Anda misalnya seorang pengusaha UKM di bidang pakaian bayi, Anda bisa menawarkan produk Anda ke mailing list yang sudah disebutkan tadi. Dengan demikian promosi bisa lebih fokus kepada target audience tertentu dan relevan dengan produk yang Anda tawarkan. Sebagai kesimpulan promosi disini bisa dilakukan melalui berbagai cara yaitu:
• Website, Anda bisa membuat website bagi jasa atau produk yang Anda jual dan masukkan website tersebut ke dalam search engine. Ukurlah seberapa efektif promosi Anda melalui website. Ini bisa dilihat dengan mengamati statistik pengunjung website Anda atau juga dari feedback yang masuk melalui website Anda.
• Mailing list, Anda bisa mengirimkan promosi jasa atau produk Anda dalam bentuk e-mail ke mailing list yang relevan dengan yang Anda tawarkan. Caranya mudah sekali. Anda bisa menuju ke www.yahoogroups.com dan cari mailing list yang relevan dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan dan kemudian ikutlah bergabung dengan mailing list tersebut. Sembari berdiskusi dengan anggota mailing list yang lain maka Anda bisa juga menawarkan produk atau jasa Anda.
• Chat, Anda bisa menggunakan sarana chatting untuk menawarkan produk atau jasa Anda. Chat disini biasanya efektif jika dalam bentuk chat room (bukan private chat). Sebagai contoh Anda bisa membuat chat room di Yahoo! Messenger untuk mengajak orang bergabung dan melihat apa yang Anda tawarkan.
Riset
Fungsi lain dari internet yang tidak kalah pentingnya adalah untuk melakukan riset dan perbandingan. UKM harus memanfaatkan internet untuk riset agar bisa mengetahui seberapa jauh keunggulan produknya dibanding produk sejenis lain yang sudah ada. Fungsi riset disini juga bisa digunakan untuk mencari formula baru untuk memperkuat mutu dari produk atau jasa. Riset juga berguna untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh kompetitor dengan produk yang sejenis dengan yang Anda punya. Senjata utama dari melakukan riset adalah dengan cara memanfaatkan search engine dengan baik. Menggunakan search engine tidaklah sesederhana yang Anda bayangkan. Penggunaan keyword yang tepat akan mempercepat usaha riset Anda di internet dan pada akhirnya juga akan bisa bersaing dengan UKM lain yang belum memanfaatkan internet untuk melakukan riset.
MENYOAL STRATEGI PENGEMBANGAN UKM
Siapa yang menyangka bahwa rubber-seal, salah satu sparepart untuk mesin kendaraan baik mobil maupun motor perusahaan otomotif terkenal seperti Honda, Daihatsu, Toyota dan Isuzu adalah produk UKM?. Salah satu entrepreneur yang memiliki home industri, dengan 20 orang karyawan, di kawasan Cibaduyut merupakan pemasok rubber-seal ke beberapa perusahaan otomotif besar di Indonesia.

Bahkan data dari Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil menunjukan bahwa sudah banyak produk UKM yang diekspor. Angka ekspor produk UKM telah mencapat 159 trilliun pada tahun 2008, atau naik dibandingkan dengan nilai ekspor tahun sebelumnya yang hanya mencapai 140 trilliun. Angka ini sebenarnya masih kecil dibandingkan dengan peluang yang ada dan masih sangat bisa dikembangkan dengan cara mengatasi hambatan-hambatan pemasaran UKM di pasar Internasional dan beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh pelaku UKM dan pemerintah. .

Sebenarnya telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah baik melalui pelatihan maupun supervisi yang dilakukan Departemen Indag Agro maupun Kementrian Negara Koperasi dan KUKM, dalam usaha mengembangkan UKM. Namun sepertinya, dengan adanya krisis ekonomi global, cita-cita pengembangan UKM dengan memperbesar pasar luar negeri semakin sulit dicapai. Disamping daya saing UKM di Indonesia yang masih rendah di pasar internasional.
Hambatan UKM di pasar Internasional
Sukses di pasar luar negeri memerlukan persyaratan yang sulit dipenuhi UKM diantaranya quantitas yang besar dan UKM dianggap kurang dapat bersaing dengan perusahaan besar. Dengan kata lain, untuk dapat berkompetisi secara global, kita harus besar.
Disamping itu, biaya untuk mempelajari lingkungan internasional terlalu besar untuk UKM, misalnya melakukan analisan pasar, memahami dokumentasi perdagangan internasional, adaptasi produk supaya cocok dengan pasar tujuan, biaya travel, belum lagi resiko-resiko finansial lainnya. Juga, mengelola saluran distribusi luar negeri dan network internasional merupakan biaya yang terlalu besar untuk para UKM.
Hambatan lainnya bagi UKM adalah akses informasi. Kurangnya informasi, pengetahuan dan pengalaman di pasar internasional merupakan tantangan bagi UKM. Laporan dari OECD dan APEC menyimpulkan bahwa 3 dari 4 hambatan UKM mengenai akses informasi ke pasar internasional adalah pemahaman pasar luar negeri. UKM mengalami kesulitas mengidentifikasi peluang bisnis internasional, terbatasnya informasi bagaimana menentukan dan menganalisa pasar dan ketidakmampuan mengontak konsumen potensial di LN (OECD dan APEC, 2007;12). Dengan adanya internet sekalipun, mengelola hubungan yang komplek masih dianggap sulit. Oleh karena itu para UKM di luar negeri sekalipun, lebih senang berbisnis dengan perusahaan yang tidak terlalu jauh baik secara geografis maupun budaya.

Untuk itu pemerintah baik melalui Kementrian Negara Koperasi dan KUKM maupun Departemen Indag Agro serta institusi terkait lainnya diharapkan dapat memfasilitasi dan memberikan kebijakan-kebijakan serta memiliki strategi dalam rangka menumbuhkan UKM. Dibawah ini adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan UKM.
Strategi Pengembangan UKM di Indonesia
Subkontrak
Diharapkan UKM akan berkembang menjadi perusahaan besar dan lambat laun akan dapat berekspansi ke pasar global. UKM harus bekerjasama yang saling menguntungkan dengan perusahaan besar.
Telah banyak kisah sukses dalam hal kolaborasi antara UKM dengan perusahaan besar di negara maju, diantaranya melalui subkontrak. Perusahaan Jepang sangat tergantung pada subkontrak dan tidak banyak melakukan intergasi vertical untuk spare-part maupun intermediate product-nya. Sistem ini telah pula banyak diterapkan di negara-negara Asia Timur seperti Korea, Hong Kong dan Taiwan (Yoshio Sato). Bahkan, Korea telah memberikan kebijakan khusus mengenai himbauan subkontrak ke UKM oleh perusahaan besar (OECD). Proses subkontrak ini sebenarnya cukup sederhana. UKM tidak harus terlibat langsung dalam proses produksi. Banyak mekanisme yang biasa diterapkan, misalnya pemberian suplai bahan baku, pemberian pinjaman dana, memberikan fasilitas pokok dan peralatan
Subkontrak sebetulnya tidak harus dari perusahaan di dalam negeri. Bisa juga perusahaan dari Luar Negeri yang memberikan subkontrak ke perusahaan di negera berkembang. Namun, dalam hal ini pemerintah harus memberikan kemudahan bagi perusahaan LN untuk mengadakan kerjasama subkontrak di Indonesia diantaranya dengan kemudahan peraturan/ birokrasi, kepastian hukum, dll.
Keterlibatan dalam Value Chains
Perusahaan kecil atau UKM dapat berpastisipasi dalam pasar global dengan menjadi bagian network dari supplier global. Network seperti ini disebut value chain. Value chain didefinisikan sebagai aktifitas-aktifitas yang diperlukan untuk membawa produk atau jasa dari mulai konsep, proses produksi, sampai pengiriman barang/ jasa ke konsumen. UKM bisa berperan sebagai partner perusahaan besar dalam rantai ini. Hubungan ini dapat sangat menguntungkan kedua belah pihak karena karakteristik UKM yang lebih fleksibel dan biaya transaksi yang murah karena lebih dekat dengan konsumen dan keputusan yang lebih cepat sementara perusahaan besar memanfaatkan ukurannya yang besar (economic of scale).
Dalam value chain global, perusahaan atau sekelompok perusahaan bisa hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sangat terbatas. Seperti halnya perusahaan subkontrak, mereka hanya mengerjakan, misalnya, disain produk, menggunakan material yang disuplai perusahaan lain. Perusahaan lain yang di maksudkan di sini bisa saja berlokasi ribuan kilometer. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam value chain ini merupakan UKM-UKM. Ternyata dalam prakteknya, melibatkan UKM-UKM ini lebih murah dari pada melakukan integrasi vertical dalam melakukan pekerjaan yang sama. Misalnya, pengrajin sepatu, produsen kulit dan produsen mesin lebih siap untuk melakukan kerjasama dibandingkan dengan perusahaan produsen sepatu melakukannya sendirian.
Mengembangkan Niche Market
Mengembangkan niche market merupakan salah satu strategi penting bagi UKM. Dalam strategi ini UKM memilih untuk menjadi pemain dalam produk yang sangat spesifik. Dengan menerapkan strategi ini, UKM bukan saja dapat berkompetisi dengan perusahaan besar tapi juga dapat meraih pasar ekspor. Strategi niche market ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu spesialisasi (specialized market) dan innovative niche.
Dalam suatu industri dengan diferensiasi produk, pertumbuhan UKM sangat tergantung pada kemampuan menciptakan niche market dan menghindari head-on competition dengan perusahaan besar. UKM bisa mempunyai daya saing yang lebih baik untuk produk atau jasa yang sangat spesifik (terspesialisasi) sementara keunggulan perusahaan besar adalah pada pasar yang terstandarisasi. Fleksibilitas UKM memungkinkan mereka menjadi spesialisasi di segmen pasar di mana mereka memiliki keunggulan. Jasa, misalnya, cenderung untuk sangat terspesialisasi dibandingkan dengan produk manufaktur. Jadi, ada peluang yang besar untuk UKM di sektor jasa.
Dengan menggunakan strategi niche market, banyak perusahaan kecil, sebenarnya menjadi pemain besar di pasar niche mereka. Mereka memiliki posisi pasar yang dominan dan dapat mengalahkan rival mereka dalam hal sumber daya dan kemampuannya.
Networking
Networking adalah link, baik formal maupun informal. Dalam era global, network antar perusahaan dapat membantu UKM untuk berkompetisi secara sejajar dengan perusahaan besar. Network juga dapat mempercepat proses pembelajaran. Mereka dapat memfasilitasi konfigurasi hubungan dengan supplier yang memungkinkan perusahaan-perusahaan berinovasi dan meningkatkan efisiensi dengan kegiatan kolaborasi.
Network dapat dibentuk atas dasar etnis, industri dan organisasi sosial. Fakta membuktikan bahwa hubungan komunitas memainkan peranan penting di dalam network bisnis. Kesamaan latar belakang budaya, kepercayaan dan prilaku memudahkan para anggota dari kelompok etnis memprediksi dan memahami tingkah laku dan kebutuhan anggota lainnya.
Network berbasis sosial memberikan jalan bagi perusahaan-perusahaan untuk mencari partner bisnis, termasuk di dalamnya asosiasi dagang dan industri yang dapat memberikan keuntungan yang tidak dapat diperoleh UKM secara sendiri-sendiri.
Kolaborasi UKM dalam sebuah netwok dapat memudahkan kesempatan, misalnya untuk keikutsertaan dalam pameran, mengadakan kontak dengan produsen atau konsumen, upgrade teknologi, pengembangan produk baru, peningkatan standar produk dan untuk menangkis ancaman pasar global

sendiri

aku kembali sendiri...

saat yang ku cinta tak datang menyapa langitku yang mendung

kala yang ku tahu hanya hitam dan sunyi

aku terdiam, meratap, dan merenung



adakah sebuah awal yang indah ku mulai

tanpa kesendirian

yang membuat aku bosan dengan kepenatan ini

tapi sepertinya apa yang telah dimulai tak kan dapat berganti

kesendirian itu akan tetap menjadi a...

tinjauan pemasaran ukm

TINJAUAN PEMASARAN UKM
MATA KULIAH PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH
TUGAS SEMESTR LIMA
DISUSUN OLEH:
NAMA : NIKA SARTIKA
KELAS : 3 DD 03
NPM : 30208882

UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA/ATA SEMESTER 5 2010

TINJAUAN PEMASARAN UKM
A. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
Usaha Kecil dan Menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah;
• Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang, perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
• Usaha Kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
• Usaha Menengah
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur Undang-Undang ini.

B. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah
Kriteria dari UKM dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro
• Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
• Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b. Kriteria Usaha Kecil
• Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
• Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
c. Kriteria Usaha Menengah
• Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan palimg tidak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
• Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Sedangkan Kriteria Usaha Kecil dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 adalah usaha yang memenuhi kriteria:
• Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
• Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
• Milik Warga Negara Indonesia.
• Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.
• Terbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Bank Indonesia cenderung untuk menggunakan kriteria ini, antara lain dalam menuliskan Kriteria Usaha Kecil dalam Peraturan Bank Indonesia yang berkaitan dengan Pemberian Kredit Usaha Kecil (PBI No.3/2/PBI/2001), dimana disitu disebutkan Kriteria Usaha Kecil (UK) merujuk pada UU No.9/1995.
B. TINJAUAN UMUM
Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam Perekonomian Indonesia sudah terlihat besar sejak dulu, namun dengan adanya krisis ekonomi yang melanda dunia, yang juga berimbas ke Indonesia, UKM semakin menunjukkan betapa penting keberadaan mereka sebagai pilar penopang Perekonomian Indonesia.
Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa persentase jumlah UKM dibandingkan total semua unit usaha pada tahun 2001 adalah 99,90%, kemudian pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini (UKM) mencapai 99,4% dari total angkatan kerja, demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB), lebih dari separuh ekonomi kita (59,3%) didukung oleh produksi dari UKM. Data-data ini menunjukkan bahwa peranan dari UKM dalam menyediakan atau menyerap lapangan pekerjaan kemudian untuk menghasilkan output adalah sangat sentral dalam Perekonomian Indonesia.
Peranan dari UKM yang sangat sentral dalam Perekonomian Indonesia ternyata tidak dibarengi dengan kebijakan-kebijakkan dari pemerintah yang maksimal kepada mereka, yang paling mendasar dapat dilihat dari definisi yang berbeda tentang UKM oleh masing-masing instansi pemerintahan, padahal UKM sendiri masih memiliki banyak permasalahan yang perlu dapat penanganan seperti mengatasi keterbatasan akses ke kredit bank maupun sumber permodalan lain dan akses pasar. Selain itu kelemahan dalam organisasi, manajemen, maupun penguasaan teknologi juga perlu pembenahan, dan masih banyak permasalahan yang dihadapi UKM, membuat kemampuan UKM berkiprah dalam perekonomian nasional tidak maksimal.
Kebijakkan Pemerintah dewasa ini sudah mulai menunjukkan keberpihakkan pada usaha kecil dan menengah, alasan mendasarnya adalah daya tahan dan sumbangan mereka dalam ikut menjalankan roda perekonomian pada saat negara dilanda krisis.
Sedang bagi negara berkembang ada tiga (3) alasan mendasar yang memandang pentingnya keberadaan UKM:
• Karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga keja yang produktif.
• Sebagai bagian dari dinamika, UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi.
• Sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar

Permasalahan Yang Dihadapi Usaha Kecil dan Menengah
Permasalahan yang dianggap mendasar bagi UKM adalah adanya kecenderungan pemerintah dalam menjalankan program untuk pengembangan UKM seringkali merupakan tindakan koreksi terhadap kebijakan lain yang berdampak merugikan usaha kecil.
Selain permasalahan diatas mendasar diatas, secara umum UKM sendiri mempunyai dua permasalahan utama, yaitu permasalahan yaitu masalah finansial dan masalah non-finansial.
Masalah finansial seperti:
• Tidak ada keseimbangan dana, kurangnya kesesuaian antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UKM.
• Tidak adanya pendekatan sistematis dalam pendanaan UKM.
• Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil.
• Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai.
• Bunga kredit investasi maupun untuk modal kerja cukup tinggi.
• Banyak UKM yang belum bankable, baik yang disebabkan oleh belum adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial.
Masalah non-finansial seperti:
• Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan mengikuti perkebangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
• Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar, selain karena keterbatasan UKM itu sendiri untuk menyediakan produk/jasa yang sesuai dengan keinginan pasar.
• Keterbatasan sumber daya manusia (SDM), karena tidak adanya kemampuan mengembangakan/pengembangan SDM.
• Kurangnya pemahaman tentang keuangan dan akuntansi.
• Persaingan usaha yang ketat.
• Kesulitan bahan baku.

Di samping dua masalah diatas, UKM juga menghadapi permasalahan linkage dengan perusahaan serta ekspor ;
• Industri pendukung yang lemah.
• UKM yang memanfaatkan / menggunakan sistem duster dalam bisnis belum banyak.
Permasalahan yang terkait dengan masalah ekspor ;
• Kurangnya informasi mengenai pasar ekspor yang dapat dimanfaatkan.
• Kurangnya lembaga yang dapat membantu mengembangkan ekspor.
• Sulitnya mendapatkan sumber dana untuk ekspor.
• Pengurusan dokumen yang diperlukan untuk ekspor yang birokratis.

Beberapa hal yang diduga menjadi faktor penyebab permasalahan-permasalahan diatas adalah ;
• pelaksanaan undang-undang dan peraturan yang berkaitan degan UKM, termasuk masalah perpajakan yang belum memadai, masih terjadinya ketidaksesuaian antara fasilitas yang disediakan pemerintah dan kebutuhan dari UKM.
• Kurangnya linkage antar UKM sendiri atau antar UKM dengn industri yang lebih besar.
Masalah dasar yang dihadapi pengusahan kecil, adalah :
• Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar.
• Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk mendapatkan jalur terhadap sumber modal.
• Kelemahan dibidang organisasi dan manajemen SDM.
• Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antara sesama pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran).
• Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang mematikan.
• Serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.

untuk cintaku

meskipun sakit pada akhirnya

bertemu denganmu tetaplah kebahagiaan bagiku

meskipun kenangan itu kadang menyakitkan

aku tetap bersyukur memilikimu



ku tlah terbiasa dengan semua ini

cinta yang membunuh perasaan

kisah yang mungkin mengikis kebahagiaan

tapi aku senang menjalaninya

terutama saat bersama kamu



bagiku kamu tetap yang terbaik

tak peduli seberapa pa...

CINTAKU ITU.....

terulang lagi....

hal yang sama itu terulang lagi dalam hidupku

ini kesekian kalinya aku harus kecewa, oleh yang disebut cinta...

dulu aku pernah percaya pada harapan itu

tentang cinta yang indah dan berakhir dengan bahagia

tapi rasanya kali ini aku ingin benar2 menyerah pada harapan itu

sehina itukah aku???

hingga tak layak untuk mendapatkan cinta yang s...

untuk wanita yang merasa cantik

wanita cantik...

melukis kekuatan lewat masalahnya



tersenyum saat tertekan...

tertawa disaat hati sedang menangis...

tabah di saat terhina...

mempesona karena memaafkan...



wanita cantik...

mengasihi tanpa pamrih...

dan bertambah kuat dalam doa pengharapan....



ayo, kita menjadi wanita cantik bersama2....:)

lirik lagu by me

dulu pernah ada, cinta

dulu pernah ada, sayang

namun semua tinggallah kenangan kau dan aku



dulu pernah ada, kita

dulu pernah ada, cinta

kini semua tinggallah kenangan kau dan aku



kita pernah dulu...

menyatukan...hati

saling berjanji, untuk setia selamanya....



kini semua telah berakhir

kau pergi tinggalkan diriku

hilang semua, kebahagiaan dalam hatiku



tak dapatkah engkau, rasakan

sakitnya aku, kini....

hancur hatiku, melihat dirimu dan dirinya....

Jumat, 05 November 2010

usaha kecil menengah

USAHA KECIL MENENGAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMESTER GANJIL
MATA KULIAH USAHA KECIL MENENGAH (SOFTSKILL)

OLEH

NAMA : NIKA SARTIKA
KELAS : 3 DD 03
NPM : 30208882



UNIVERSITAS GUNADARMA
2010



KINERJA UKM DI INDONESIA

UKM di negara berkembang, seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut di atas.
Karakteristik UKM di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS) pada tahun 2000, adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.
UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4 (empat) hal, yaitu : (1) Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama, (2) Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan usaha, (3) Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan (4) Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal.
UKM di Indonesia mempunyai peranan yang penting sebagai penopang perekonomian. Penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya adalah sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat beberapa fungsi utama UKM dalam menggerakan ekonomi Indonesia, yaitu (1) Sektor UKM sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak tertampung di sektor formal, (2) Sektor UKM mempunyai kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), dan (3) Sektor UKM sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk yang dihasilkan sektor ini.
Kinerja UKM di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa asek, yaitu (1) nilai tambah, (2) unit usaha, tenaga kerja dan produktivitas, (3) nilai ekspor. Ketiga aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut
1. Nilai Tambah
Kinerja perekonomian Indonesia yang diciptakan oleh UKM tahun 2006 bila dibandingkan tahun sebelumnya digambarkan dalam angka Produk Domestik Bruto (PDB) UKM pertumbuhannya mencapai 5,4 persen. Nilai PDB UKM atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.778,7 triliun meningkat sebesar Rp 287,7 triliun dari tahun 2005 yang nilainya sebesar 1.491,2 triliun. UKM memberikan kontribusi 53,3 persen dari total PDB Indonesia. Bilai dirinci menurut skala usaha, pada tahun 2006 kontribusi Usaha Kecil sebesar 37,7 persen, Usaha Menengah sebesar 15,6 persen, dan Usaha Besar sebesar 46,7 persen.




2. Unit Usaha dan Tenaga Kerja
Pada tahun 2006 jumlah populasi UKM mencapai 48,9 juta unit usaha atau 99,98 persen terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 85,4 juta orang.
3. Ekspor UKM
Hasil produksi UKM yang diekspor ke luar negeri mengalami peningkatan dari Rp 110,3 triliun pada tahun 2005 menjadi 122,2 triliun pada tahun 2006. Namun demikian peranannya terhadap total ekspor non migas nasional sedikit menurun dari 20,3 persen pada tahun 2005 menjadi 20,1 persen pada tahun 2006.

EKSISTENSI UKM INDONESIA
Berkat UKM Indonesia tahan krisis Ekonomi
Indonesia menjadi satu dari tiga negara di dunia yang mampu bertahan dari terpaan krisis ekonomi global. Kuncinya, perekonomian nasional ditopang oleh usaha kecil dan menengah (UKM) yang masih menggeliat saat krisis.

"Usaha kecil menengah dapat menopang kekuatan perekonomian negara di dalam menghadapi krisis keuangan global yang dirasakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Subagyo yang mewakili Menteri Perdagangan dalam pidato pembukaan Bogasari Expo di Jakarta, Jumat (20/11).

Menurutnya, berkat UKM perekonomian nasional masih tumbuh positif. Dari data yang dimiliki Depdag, 90 persen kegiatan usaha di Indonesia ternyata ditopang oleh UKM. "Di waktu kondisi ekonomi tidak terkendali, perekonomian Indonesia tumbuh walau tidak besar 3-4 persen karena ditopang UKM," ujar Subagyo.

Sehubungan dengan hal tersebut, ia melanjutkan, dalam rangka memberikan kekuatan kekuatan eksistensi UKM, maka Pemerintah telah menerbitkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. "Eksistensi UU ini bisa menjadi pedoman penataan dan pembinaan selaku usaha mikro kecil dan menengah.


FUNGSI UKM KESEMPATAN KERJA
Membela yang benar, kutipan frasa dari lagu Maju Tak Gentar itu memang rasanya menjadi ungkapan yang tepat jika kita mau memberikan pemihakan kepada kelompok usaha kecil dan menengah (UKM).Ungkapan itu bukan sekedar guyon. Pada kenyataannya pemihakan kepada kelompok ini memang harus dilakukan! Kita sudah terlalu sering mendengar orasi atau pernyataan politik yang ingin memberikan pemihakan atau pembelaan terhadap ‘wong cilik’. Orasi atau pernyataan itu hanya terdengar sebentar di panggung politik; habis itu adhem-ayem tidak pernah ada karya nyata yang mendukung pernyataan tersebut.
Membangun atau memperkuat posisi kelompok UKM sesungguhnya bisa berdampak banyak. Pertama, jika posisi UKM diperkuat dari sisi manajemen usaha, permodalan dan akses terhadap pasar; akan tercipta dinamika perekonomian sektor riil yang pada gilirannya akan bisa menggairahkan sektor lainnya. Kedua, jika kelompok usaha ini mampu bergerak secara dinamis dan kontinyu, terbuka peluang kesempatan kerja. Ketiga, penguatan kelompok UKM akan mampu meningkatkan pendapatan keluarga dan masyarakat sekitar mereka.
Mengapa UKM
Prinsip dasar yang hendak dikembangkan adalah ‘empowerment’, pemberdayaan atau penguatan. Pemberdayaan atau penguatan sangatlah logis jika itu dilakukan bagi kelompok atau komunitas yang selama ini belum ‘berdaya’ atau belum ‘kuat’. Sangat aneh jika pemberdayaan itu dilakukan bagi kelompok usaha yang jelas sudah cukup ‘kuat’ dan memiliki ‘daya’ untuk melakukan apa saja bagi kepentingan usahanya.
Berangkat dari dasar berpikir itulah, maka pilihan untuk memberdayakan atau memperkuat kelompok UKM menjadi suatu pilihan yang benar. Karena itu, memberdayakan UKM, sungguh merupakan upaya untuk membela yang benar! Mengapa? Karena mereka memiliki sejumlah keterbatasan yang tidak mungkin mereka selesaikan sendiri. Dari sisi lain, ada keterbatasan dari kalangan mereka untuk menjalin atau membuka akses dengan ‘mereka yang mampu’ dan ‘penentu kebijakan’.
Dalam kondisi semacam itu, maka intervensi dari mereka yang terpanggil untuk memikirkan, peduli terhadap sebagian warga bangsa yang berkehendak untuk mengembangkan diri melalui dunia usaha/kewirausahaan, haruslah dilakukan. Pembangunan dunia usaha akan bisa berhasil kalau ada upaya kongkrit untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada. Klaten yang memiliki lebih dari 30.000 kelompok usaha (yang sebagian besar masuk kategori UKM); layak untuk mengembangkan potensi tersebut. Jika kelompok ini dapat dioptimalkan fungsinya, bukan tidak mungkin ke depan kelompok ini akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan secara signifikan.
Perencanaan.
Komitmen untuk memberdayakan kelompok UKM sudah saatnya kini ditangani secara serius dan sinergis. Karena jika penanganan terhadap mereka itu ditangani secara parsial, justru akan berakibat kontra produktif. Menghabiskan dana ynag cukup banyak, tetapi dampaknya tidak akan cukup signifikan. Ditangani secara serius dalam arti bahwa harus ada proses perencanaan yang matang untuk memberdayakan kelompok ini. Tanpa ada perencanaan yang matang, proses pemberdayaan tidak akan banyak manfaatnya bagi mereka.
Disamping perencanaan yang matang, harus ada sinergi gerakan dalam proses penguatan kelompok ini. Harus diakui bahwa ada cukup banyak lembaga yang sesungguhnya memiliki kepedulian untuk membantu memberdayakan UKM. Sayang, pada umumnya mereka ini bergerak sendiri-sendiri sesuai kepentingan lembaga/institusinya. Karena itu dalam rangka penguatan kelompok UKM tersebut; mereka yang berasal dari jajaran birokrasi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi /asosiasi pengusaha, dan lainnya harus bertemu, memadukan komitmen dan melakukan gerakan secara sinergis sesuai kapasitas dan kompetensinya.
Jika tidak begitu, sangat mungkin langkah-langkah pemberdayaan dan penguatan yang akan dilakukan justru tidak akan membuahkan hasil yang optimal. Berbagai kelemahan masa lalu terkait dengan upaya untuk mendampingi kelompok UKM harus dijadikan referensi untuk menyusun proses pendampingan terhadap kelompok ini.
Layanan Purna Jual.
Kontinyuitas pendampingan dan penguatan terhadap UKM bisa jadi juga merupakan bagian yang cukup penting untuk diperhatikan. Selama ini, sejauh diamati, pemberdayaan UKM lebih terkesan menggunakan pendekatan ‘proyek’. Begitu proyek selesai dilakukan, selesailah semuanya. Tidak pernah ada upaya untuk melakukan aktivitas lanjutan. Semacam ‘after sales service’ atau layanan purna jual. Padahal, sesungguhnya bentuk layanan pasca proses penguatan/pelatihan terhadap kelompok UKM ini rasanya sungguh diperlukan. Mungkin hanya bersifat konsultatif, tapi bentuk tahapan atau fase layanan pasca program kiranya perlu dilakukan.
Pada titik inilah pemikiran untuk membentuk konsorsium pendampingan kelompok UKM diperlukan. Memang secara fungsional sesungguhnya Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal (DISPERINDAGKOP & PM) memiliki fungsi tersebut. Namun harus diakui, pendekatan lembaga birokrasi pemerintah sering terlalu ‘rigid’, sehingga persoalan yang dihadapi dunia usaha, apalagi UKM (yang sarat persoalan), sering tidak memperoleh solusi yang diharapkan. Andaikata ada suatu konsorsium yang memiliki komitmen yang sama, dan berasal dari lintas lembaga sebagaimana yang disebutkan dimuka; barangkali layanan pasca program penguatan/pelatihan dapat diwujudkan.
‘Jer Basuki Mawa Beya’, keberadaan konsorsium layanan pasca program ini tidak bisa dilepaskan dari semangat profesionalisme untuk menjaga keberlangsungannya. Justru disinilah perlunya komitmen dan semangat kebersamaan antar seluruh elemen masyarakat yang berkeinginan untuk membangun masyarakat melalui pengembangan dunia usaha. Tentu untuk itu semua butuh waktu untuk saling berdialog dan berbagi pengalaman agar kehendak untuk memberikan perhatian berupa pemberdayaan atau penguatan bagi kelompok UKM dapat diwujudkan secara nyata.
UKM hanyalah sebutan dari Pemerintah untuk memarjinalkan skala usaha kecil dan menengah. Akan tetapi, dari sudut pandang bisnis, baik kecil maupun besar akan menghadapi permasalahan dan tantangan yang sama, yaitu berkembang dan terus berkembang. Yang membedakan Perusahaan besar dengan UKM hanya pada ruang lingkup.

Permasalahan umum dari sebuah bisnis adalah :
- keluhan dari langganan;
- pengiriman barang yang sering tertunda;
- pembayaran gaji yang terlambat;
- laporan yang tidak tepat waktunya;
- isi laporan yang sering salah;
- tanggung jawab yang tidak jelas;
- waktu kerja yang berlebihan;
- ketidakberesan kas;
- produktifitas tenaga kerja yang rendah;
- banyaknya pekerja yang menganggur;
- kegiatan yang tumpang tindih;
- tanggapan yang lambat terhadap langganan;
- kehilangan kesempatan kompetisi pasar;
- kesalahan-kesalahan manual yang tinggi;
- persediaan barang yang terlalu tinggi;
- pemesanan kembali barang yang tidak efisien;
- biaya operasi yang tinggi;
- file-file yang kurang teratur;
- keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran;
- bertumpuknya back-order (tertundanya pengiriman karena kurangnya persediaan barang);
- investasi yang tidak efisisen;
- peramalan penjualan dan produksi tidak tepat;
- kapasitas produksi yang menganggur (idle capasities);
- Dll

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan sistem managemen Bisnis. Tidak hanya perusahaan besar yang memerlukan Sistem Managemen, Perusahaan kecil atau UKM juga sangat memerlukan Sistem Managemen untuk dapat mengelola usaha, mengatasi permasalahan, persaingan, bahkan untuk meningkatkan usaha.

Untuk sistem akuntansi atau sistem-sistem lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis, maka sangat diperlukan untuk mencapai tujuan usaha.

Senin, 01 November 2010

Usaha Temanku Yang Sukses

Puisi

Puisi Rindu Padamu

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi

Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat

Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

Tulisan Atau Puisi

Tak Pernah Berlalu


Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu

Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya

Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?

Minggu, 28 Februari 2010

PEMASARAN USAHA SYARIAH

PEMASARAN USAHA SYARIAH
PAPER
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMESTER GENAP
MATA KULIAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL

OLEH

NAMA : NIKA SARTIKA
KELAS : 2 DD 03
NPM : 30208882









UNIVERSITAS GUNADARMA
2010




PEMASARAN USAHA SYARIAH



Pemasaran Usaha Syariah
Pembagian segmen pasar rasional dan pasar emosional:
 Pasar Emosional
Diartikan sebagai kumpulan pelanggan yang datang ke perusahaan atau lembaga keuangan syariah karena pertimbangan halal-haram, didorong oleh kekhawatiran akan praktek riba dan konsiderasi ukhrawi lainnya. Pasar ini kurang memperhatikan harga dan kualitas pelayanan, demikian pula tersedianya jaringan kerja yang memadai.
 Pasar rasional
Pasar rasional yang secara umum adalah mereka sangat sensitif terhadap perbedaan harga, varietas produk, bonafiditas lembaga keuangan dan lebih utama kualitas layanan. Kelompok pasar rasional memiliki pandangan bahwa boleh syariah dan halal asal kompetitif, namun bila tidak terpaksa mencari yang lain. Kedua segmen pasar ini jelas ada plus-minusnya ada yang setuju dan ada pula tidak setuju karena sulit menerima asumsi bahwa mereka yang datang karena konsiderasi spritual adalah blindly emotional market.
Diferensiasi pasar rasional dan pasar emosional kuranglah tepat jika dinisbatkan pada Umat Islam. Munculnya perbedaan pasar rasional dan pasar emosional sesungguhnya berawal karena market share di industri perbankan syariah relatif masih kecil baru pada kisaran angka 1,7 persen. Bank Indonesia (BI) telah membidik target market share di industri perbankan syariah pada 2008 pada angka 5%.
Pada bagian akhir bukunya, penulis yang kelahiran Jeneponto, Sulawesi Selatan ini menggambarkan profil seorang pemasar syariah.
Syariah marketer melakukan bisnis secara profesional dengan nilai-nilai yang menjadi landasan:
1. Memiliki kepribadian spritual (taqwa)
Seorang pemasar syariah diperintahkan untuk selalu mengingat kepada Allah Swt walaupun sedang sibuk dalam aktifitas pemasarannya.
2. Berperilaku baik dan simpatik (sidiq)
Seorang pemasar syariah senantiasa berwajah manis, berperilaku baik, simpatik dan rendah hati dalam menciptakan nilai pelanggan unggul
3. Berlaku adil
Dalam memasarkan produk (al adil) karena Allah Swt mencintai orang-orang yang berbuat adil membenci orang-orang yang berbuat zalim
4. Melayani pelanggan dengan senyum dan rendah hati (khidmat)
Sikap melayani adalah sikap utama seorang pemsar syariah
5. Menepati janji dan tidak curang (tahfif)
Seorang pemasar syariah harus dapat menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan
kepadanya sebagai wakil dari perusahaan dalam memasarkan dan mempromosikan produk kepada pelanggan
6. Jujur dan terpercaya (al-amanah)
Seorang pemasar syariah haruslah dapat dipercaya dalam memegang amanah
7. Tidak suka berburuk sangka (su’uzhzhann)
Islam mengajarkan kepada kita untuk saling menghormati satu sama lain dalam melakukan aktifitas pemasaran
8. Tidak menjelek-jelekkan (ghibah)
Seorang pemasar syariah dilarang ghibah atau menjelek-jelekkan pesaing bisnis lain karena
ghibah artinya keinginan untuk menghancurkan orang, menodai harga diri, kemuliaan dan kehormatan orang lain
9. Tidak melakukan sogok (risywah)
Menyogok dalam perspektif syariah hukumnya haram dan termasuk dalam kategori
memakan harta orang lain dengan cara batil.

Marketing Syariah
Market Syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi marketing syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kartajaya, nilai inti dari marketing syariah adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya.
Pemasaran adalah garis depan suatu bisnis, mereka adalah orang-orang yang bertemu langsung dengan konsumen sehingga setiap tindakan dan ucapannya berarti menunjukkan citra dari barang dan perusahaan. Namun sayangnya pandangan masyarakat saat ini menganggap pemasaran di identikkan dengan penjual yang dekat dengan kecurangan, penipuan, paksaan dan lainnya yang telah memperburuk citra seorang pemasar. Tidak terelakkan lagi banyak promosi usaha-usaha yang kita lihat sehari-hari tidak menjelaskan secara detail tentang produknya, yang mereka harapkan adalah konsumen membeli produk mereka dan banyak dari konsumen merasa tertipu atau dibohongi ketika mencoba produk yang dijual pemasar tersebut. Apabila ini terus berlanjut maka akan mungkin terjadi lagi kasus seperti Enron, Worldcom dan lainnya yang akan menghancurkan sebuah perusahaan. Sekarang jelaslah akan pentingnya sebuah nilai integritas dan transparansi seperti yang dikatakan Hermawan Kartajaya diatas agar bisnis berjalan lancar.
Konsep Marketing Syariah
Kosep Marketing Syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang, pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholdersnya. Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja. Berbedanya adalah Marketing syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.
Marketing syariah bukan hanya sebuah marketing yang ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada marketing syariah saja, tetapi lebih jauhnya marketing berperan dalam syariah dan syariah berperan dalam marketing. Marketing berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen. Syariah berperan dalam marketing bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu values kepada para stakeholders sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang sustainable.
Dalam hal teknisnya marketing syariah, salah satunya terdapat syariah marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah marketing value untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing strategy melakukan segmenting, targeting dan positioning market dengan melihat pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi pasar yang baik agar dapat memenangkan mind-share. Selanjutnya syariah marketing value melihat brand sebagai nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya perusahaan yang mendapatkan best customer service dalam bisnisnya sehingga mampu mendapatkan heart-share.
Konsep marketing syariah ini sendiri saat ini baru berkembang seiring berkembangnya ekonomi syariah. Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya diprediksikan marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat yaitu kejujuran.


ASIKNYA MUDIK BERSAMA MPP SYARIAH
Satu pengalaman yang tak akan dilupakan, saat sedang bersilaturahmi keluar kota bersama keluarga masih dalam suasana lebaran, sebuah pengalaman unik yang bisa kita contoh untuk anda yang belum bergabung dalam bisnis pulsa elektrik berbasis Syariah yang pertama di Indonesia ini.
Saat komunikasi untuk memberitahukan teman, keluarga atau juga untuk sekedar menerima sms ucapan selamat melalui HP kita, secara tiba-tiba kita membutuhkan sarana pulsa untuk bisa melakukan komunikasi yang diperlukan.
Di tengah penatnya suasana macet akibat libur lebaran di luar kota, sehingga tidak memungkinkan kita harus berhenti sejenak untuk mengisi pulsa, karena jelas bila hal ini dilakukan akan memakan waktu dan tentu saja perjalanan kita sedikit tergantung karenanya.
Disaat kita sedang membutuhkan sarana berupa pulsa elektrik dalam perjalanan dan tidak ada waktu untuk berhenti sejenak di counter hanya untuk mengisi pulsa, maka karena adanya deposit pulsa yang kita miliki, maka kita bisa mengisi sendiri pulsa HP kita tanpa harus berhenti mampir dulu di counter.Inilah mungkin salah satu manfaat dari kegunaan kita bergabung dalam bisnis pulsa elektrik. Apalagi bisnis pulsa elektrik yang berbasis Syariah ini adalah yang pertama di Indonesia.
Karena kita memiliki deposit pulsa yang terisi dengan sendirinya, karena akumulasi dari pengembangan dan bonus yang kita dapatkan, maka kita dapat pengisi pulsa HP kita dimanapun, kapanpun bahkan saat kita sedang antri dalam kemacetan saat libur lebaran kemarin Nah inilah salah satu manfaat dari kita bergabung dalam bisnis pemasaran pulsa elektrik. Jadi dalam hal ini kita memanfaatkan deposit pulsa di HP kita untuk keperluan kita sendiri, bukan untuk diperjual belikan kepada orang lain.
Memang tidak ada larangan dalam suatu bisnis pemasaran pulsa elektrik untuk memperjual belikan deposit pulsa yang kita miliki, sehingga dengan demikian selain kita mendapat bonus transaksi juga kita mendapat tambahan penghasilan dari penjualan pulsa tersebut.Tapi lebih dari itu adalah kita bisa memanfaatkan deposit pulsa yang kita miliki ini, untuk kepentingan kita sendiri. sehingga pada saat kita membutuhkannya, tidak perlu repot-repot harus mengisi pulsa di counter terlebih dahulu, apalagi saat dalam perjalanan mudik seperti saat libur lebaran kemarin ini.
Ayo..siapa yang belum bergabung dalam bisnis pemasaran pulsa elektrik berbasis Syariah yang pertama di Indonesia bersama MPP Syariah?
Dengan anda bergabung dalam bisnis pemasaran pulsa eletkrik ini, banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh, salah satunya adalah kemudahan dalam hal kebutuhan pulsa untuk HP kita.Jadi adalah salah bila anda bergabung dalam bisnis pemasaran pulsa eletkrik untuk anda pergunakan sebagai sarana jualbeli pulsa di counter-counter. Walaupun untuk menjual deposit pulsa yang kita miliki adalah tidak dilarang dalam pola marketing plan di bisnis pulsa ini.
Saya sudah merasakan sendiri manfaat dari bergabungnya dalam bisnis pemasaran pulsa elektrik ini, nah bagaimana dengan anda sendiri?
Sebagai alternatif untuk bergabung dalam bisnis pemasaran pulsa elektrik, maka saya sangat merekomendasikan kepada anda untuk bergabung dalam MPP Syariah, sama seperti yang saya lakukan saat ini.Untuk informasi lebih lanjut tentang MPP Syariah, silahkan anda pelajari sendiri di website support kami di http://mlmsyariah.co.ccYang pasti dengan anda bergabung dalam mlm pulsa eletkrik di MPP Syariah ini, akan banyak sekali manfaat yang bisa anda dapatkan, selain tentu saja berbagi bonus yang cukup besar dan menarik bila anda menjalankan bisnis secara lebih serius dan konsisten.Tidak perlu ragu untuk bergabung dalam bisnis seperti ini, karena untuk saat ini peluang bisnis yang sangat berpotensi adalah dalam bentuk pulsa elektrik yang sangat sayang kalo tidak kita manfaatkan sebagai tambahan untuk sumber penghasilan kita setiap bulannya.

Sabtu, 13 Februari 2010

Pemasaran usaha syariah

NAMA : NIKA SARTIKA
KELAS : 2 DD 03
NPM : 30208882









PEMASARAN USAHA SYARIAH

Akhir-akhir ini sebuah konsep marketing syariah mulai merebak di instansi-instansi bisnis syariah. Konsep marketing syariah ini mulai mengemuka ketika bisnis asuransi mulai membuka bisnis syariah.
Marketing syariah sendiri menurut definisi adalah adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi marketing syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kartajaya, nilai inti dari marketing syariah adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya.
Pemasar adalah garis depan suatu bisnis, mereka adalah orang-orang yang bertemu langsung dengan konsumen sehingga setiap tindakan dan ucapannya berarti menunjukkan citra dari barang dan perusahaan. Namun sayangnya pandangan masyarakat saat ini menganggap pemasar diidentikkan dengan penjual yang dekat dengan kecurangan, penipuan, paksaan dan lainnya yang telah memperburuk citra seorang pemasar. Tidak terelakkan lagi banyak promosi usaha-usaha yang kita lihat sehari-hari tidak menjelaskan secara detail tentang produknya, yang mereka harapkan adalah konsumen membeli produk mereka dan banyak dari konsumen merasa tertipu atau dibohongi ketika mencoba produk yang dijual pemasar tersebut. Apabila ini terus berlanjut maka akan mungkin terjadi lagi kasus seperti Enron, Worldcom dan lainnya yang akan menghancurkan sebuah perusahaan. Sekarang jelaslah akan pentingnya sebuah nilai integritas dan transparansi seperti yang dikatakan Hermawan Kartajaya diatas agar bisnis berjalan lancar.
Konsep marketing syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang, pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholdersnya. Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja. Berbedanya adalah marketing syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.
Marketing syariah bukan hanya sebuah marketing yang ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada marketing syariah saja, tetapi lebih jauhnya marketing berperan dalam syariah dan syariah berperan dalam marketing. Marketing berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen. Syariah berperan dalam marketing bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu values kepada para stakeholders sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang sustainable.
Dalam hal teknisnya marketing syariah, salah satunya terdapat syariah marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah marketing value untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing strategy melakukan segmenting, targeting dan positioning market dengan melihat pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi pasar yang baik agar dapat memenangkan mind-share. Selanjutnya syariah marketing value melihat brand sebagai nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya perusahaan yang mendapatkan best customer service dalam bisnisnya sehingga mampu mendapatkan heart-share.
Konsep marketing syariah ini sendiri saat ini baru berkembang seiring berkembangnya ekonomi syariah. Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya diprediksikan marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat yaitu kejujuran.
PEMASARAN PRODUK BANK SYARIAH BERBASIS JARINGAN MASJID
Strategi Pemasaran merupakan suatu alat/teknik untuk mencapai tujuan bagi sebuah perusahaan yang berkaitan dengan berbagai faktor seperti social, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut maka masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Di dalam pemasaran kita mengenal beberapa konsep dasar seperti konsep 4P (Product, Price, Promotion, Place) dan juga ada yang diberi nama dengan pendekatan STP (Segmentasi, Target, dan Posisi). Untuk sebuah perusahaan yang menginginkan kemajuan terhadap usahanya perlu menerapkan strategi-strategi pemasaran, begitu pula dengan Bank. Bank merupakan perusahaan keuangan yang mempunyai kebutuhan pemasaran yang komplek, ini dapat dilihat dari produk-produk yang dimiliki, bagaimana sebuah bank dapat menarik minat nasabahnya untuk menyimpankan uangnya ke bank dan begitupula sebaliknya bank juga memasarkan produk pembiayaannya kepada nasabah, sehingga bisa kita lihat ada dua segmen produk yang harus dipasarkan bank kepada nasabah.
Kondisi hari ini, strategi pemasaran sudah masuk ke ranah yang lebih luas dari pada penerapan teknik pemasaran klasik. Saat ini banyak pemasar yang mulai merubah paradigmanya kepada teknik-teknik pemasaran yang lebih mengeksploitasi dan berkiblat kepada unsur kreatifitas personal. Setiap individu tenaga marketing mempunyai teknik yang berbeda dengan pemasar yang lain, mereka diharuskan memiliki inovasi sendiri untuk bertarung dengan pemasar lain. Ada pemasar yang memanfaatkan jaringan sosialnya untuk dijadikan segmen pasar, ada yang memanfaatkan ketokohan keluarganya, malahan ada pemasar yang melakukan hal-hal yang menyerempet ke perbuatan negatif guna mencapai target yang diberikan oleh perusahaan.
Dari judul diatas akan kita coba sedikit memberikan gambaran tentang pola dan strategi yang bisa dilakukan melalui Jaringan Masjid. Masjid/Mushalla merupakan tempat ibadah umat islam yang utama, pada zaman Rasulullah Masjid juga dimanfaatkan sebagai pusat perekonomian, pusat pemerintahan dan juga pendidikan. Pada saat ini ada beberapa pergeseran pemanfaatanyang terjadi, Masjid hanya dijadikan sebagai tempat ibadah dan pendidikan baca tulis Al-Qur’an apalagi di kota-kota besar.
Apa yang bisa kita pasarkan di Masjid…?, itu pertanyaan yang sangat mendasar jika kita berbicara mengenai pemasaran yang memanfaatkan jaringan Masjid .
Kita ambil sample/asumsi, Sumatera Barat memiliki lebih dari 10.000 buah Masjid dan Mushalla, jika kita bisa menjadikan 75% dari total Masjid tersebut menyimpan dananya dalam bentuk tabungan ke Bank Syariah, dengan asumsi 7.500 buah masjid x Rp. 500.000,- = Rp. 3,7 M, itu masih perkiraan untuk dana kas masjid/mushalla belum lagi untuk pengurusnya.
Pada beberapa Pasar besar di daerah-daerah, seperti Pasar Raya Padang, terdapat beberapa buah Masjid yang biasanya dijadikan tempat ibadah bagi para pelaku pasar. Kalau kita berbicara mengenai produk Bank Syariah, nasabah yang menjadi target awal adalah para calon nasabah yang memiliki kedekatan pengetahuan terhadap islam, segmen ini bisa kita dapatkan di Masjid/Mushalla terutama pada jam-jam sholat seperti sholat Zuhur dan Ashar. Kita ambil contoh Masjid Taqwa dan Masjid Muttatahirin Rawang, setiap jam sholat jama’ahnya selalu di dominasi oleh para pengusaha-pengusaha di Pasar Raya Padang. Disinilah peluang pemasaran yang memanfaatkan jaringan Masjid bisa kita jalankan. Setelah selesai sholat, biasanya jama’ah bersantai sejenak sambil diskusi-diskusi lepas antar sesama pengusaha, disinilah momen yang harus dimanfaatkan oleh tenaga pemasar, dengan konsep produk syariah yang dimiliki dan sedikit pemahaman tentang usaha, lobi-lobi jualan produk syariah baik produk dana maupun produk pembiayaan bisa digencarkan. Dari sekian banyak pengusaha, kita asumsikan akan ada beberapa nasabah yang bisa tergaet dengan teknik ini, karena biasanya sehabis sholat pikiran dan pembawaan jama’ah lebih fresh dari pada kondisi saat mereka di Pasar. Dan biasanya, jika salah satu pengusaha bisa kita jadikan nasabah maka di asumsikan akan ada beberapa orang lain yang akan mengikuti nasabah tersebut, karena disinilah keunggulan jejaring nasabah yang beraktifitas di masjid.
Sehingga nasabah-nasabah yang biasa dipanggil Pak Haji yang banyak berada di pasar-pasar benar-benar mempercayakan usahanya kepada Bank syariah yang cocok dengan gelar yang diterimanya setelah menjalankan ibadah suci tersebut.
Tenaga pemasar pada Bank Syariah sudah saatnya merubah paradigma jualannya yang selama ini door to door ke tempat usaha nasabah dengan mendatangi setiap masjid/mushalla yang notabene memiliki segmentasi pasar nasabah yang cocok dengan karakteristik produk yang dijual.
Untuk lebih memaksimalkan strategi pemasaran produk, tidak ada salahnya seorang pemasar Bank Syariah juga memiliki kemampuan menjadi ustadz/buya yang memberikan siraman rohani di berbagai kesempatan. Tentunya dengan materi dakwah yang tetap menyangkut kepada nilai-nilai ekonomi syariah yang dihembuskan oleh perbankan syariah, karena saat ini hanya segelintir pendakwah yang mau dan mampu menyampaikan konsep keuangan syariah dengan benar dan tepat.
Dari beberapa kondisi diatas dapat kita simpulkan bahwa, sudah saatnya pemasaran produk bank syariah di arahkan kepada segmen pasar yang tepat yaitu kepada calon nasabah yang sering melakukan aktifitasnya di masjid/mushalla. Karena sampai saat ini, nasabah yang berproses pada Bank Syariah masih banyak di dominasi oleh nasabah-nasabah yang rasional (melihat perbedaan tarif yang ditawarkan) sehingga nasabah yang benar-benar target belum begitu terjamah.
BNI SYARIAH & BNI LIFE KERJASAMA INBRANCH SELLING
BNI Syariah menjalin kerjasama dengan BNI Life dalam bidang Pemasaran Asuransi Syariah In Branch Selling. Melalui kerjasama ini, BNI Life melaksanakan pemasaran asuransi syariah (Asuransi Jiwa, Asuransi Pendidikan, Unit Link, Asuransi pensiun) dengan menggunakan saluran pemasaran BNI Syariah.

Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama oleh Pemimpin BNI Syariah, Ismi Kushartanto, dengan Direktur Utama PT BNI Life Insurance, Lilies Handayani, di Jakarta (16/2). Menurut Direktur Usaha Kecil Menengah dan Syariah BNI yang turut hadir, Bien Subiantoro, kerjasama ini menunjukkan komitmen BNI dalam memberikan layanan perbankan dan keuangan yang terpadu kepada nasabah melalui cross selling antar unit bisnisnya maupun anak perusahaannya.
Latar belakang sistem pemasaran ini adalah potensi yang menjanjikan dimana penduduk Indonesia yang telah menjadi nasabah perbankan namun belum menjadi nasabah asuransi sangat besar (sekitar 90% nasabah perbankan belum menjadi nasabah asuransi), sehingga kegiatan penjualan produk asuransi melalui perbankan yang dikenal dengan istilah Bancassurance atau Bancatakaful bagi produk-produk Syariah memberikan manfaat baik bagi Bank maupun bagi Perusahaan Asuransi.
Dalam sistem pemasaran ini, semua pihak mendapatkan manfaat, di pihak BNI Syariah dapat meningkatkan fee based income, di pihak BNI Life dapat meningkatkan penjualan dengan biaya distribusi yang rendah sedangkan nasabah memperoleh layanan one stop shop dalam pemenuhan kebutuhan finansial.
Dengan nasabah BNI Syariah saat ini yang mencapai lebih dari 100.000 orang, diharapkan potensi fee based income yang dapat diraih dalam 1 tahun diperkirakan sebesar Rp. 1,5 Milyar.Selain dengan BNI Life, saat ini BNI Syariah telah bekerja sama dengan PT Takaful, PT. Jasindo Takaful dan PT. Asuransi Tripa Syariah.
Mengenai BNI Life Insurance
BNI Life berdiri tahun 1996, dengan nama PT. Asuransi Jiwa BNI Jiwasraya (BNI Life) yang lingkup usahanya meliputi antara lain : Asuransi Jiwa, Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan Diri dll.
Sejalan dengan waktu dan adanya perubahan kepemilikan (PT BNI Tbk sebagai mayoritas), pada tahun 2004 berubah menjadi PT. BNI Life Insurance.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar syariah pada tanggal 19 Mei 2004, BNI Life juga telah membentuk Unit khusus Syariah yang memasarkan produk-produk asuransi dengan berbasis Syariah Islam.
Saat ini pemasaran produk BNI Life banyak dilakukan melalui 8 -kantor pemasaran yang telah tersebar dibeberapa kota besar yaitu antara lain di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali dan Medan. Selain itu BNI LIfe juga membuka jalur kerjasama pemasaran dengan berbagai perbankan (Bancassurance).

Mengenai BNI Syariah
BNI Syariah merupakan salah satu unit bisnis dari BNI yang khusus mengelola produk dan layanan syariah, memiliki 53 cabang dan dukungan layanan channeling outlet di 636 kantor cabang BNI di seluruh Indonesia. Sampai saat ini BNI Syariah memiliki lebih dari 180.000 nasabah, didukung oleh 2300 BNI ATM ditambah 5000 ATM LINK, 5000 ATM Bersama, ATM Cirrus Internasional serta fasilitas phonebanking 24 jam BNI Call di 021-5789 9999 atau 68888 (via ponsel), Internet Banking, serta SMS Banking untuk kebutuhan transaksi perbankan dengan puluhan fitur.

Jumat, 01 Januari 2010

MASALAH PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA
TAHUN 2008 – 2009

MAKALAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMESTER GANJIL
MATA KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN

OLEH

NAMA : NIKA SARTIKA
KELAS : 2 DD 03
NPM : 30208882












UNIVERSITAS GUNADARMA
2009




KATA PENGANTAR


Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Didalamnya tentang Masalah pengangguran yang diharapkan deapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kepada semua pihak yang berkenan dapat memberi kritik dan saran. Maka akan disambut baik dengan hati yang terbuka .
Akhir kata terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hungga selesainya makalah ini.



Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………..1
II. RUMUSAN MASALAH......................………………………………………..2
III. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………..2
IV. METODE PENGUMPULAN DATA………………………………………....3
V. SISTEMATIS PENULISAN…………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENGANGGURAN…………………………………………...4
B. MASALAHA PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA……………4
C. KEADAAN PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA………………6
D. KEADAAN ANGKATANKERJA DAN KESEMPATAN KERJA…….7
E. PENGANGGURAN MENYEBABKAN KEMISKINAN……………….8
F. DAMPAK PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA TERHADAP DKI JAKARTA…………………………………………………………………..9
G. REALISASI INDUSTRI UNTUK MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENGURANGI PENGANGGURAN........................................................10
H. DATA PENGANGGURAN DI DKI JAKARTA......................................10
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan indicator……...12
• Laporan kerja utama Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha……………………………………………………………………13
• Status Pekerjaan………………………………………………………14
• Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja dan Pengangguran menurut Kabupaten/Kota…………………………………………….................16
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………….18
B. SOLUSI MASALAH PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA.......18



BAB I
PENDAHULUAN


I. LATAR BELAKANG MASALAH
Beberapa tahun di Negara kita mengalami banyaknya Pemberhentian hari kerja (PHK). Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.







II. RUMUSAN MASALAH
Seperti yang diuraikan pada latar belakang, maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian definisi pengangguran
2. Apa yang menjadi masalah pengangguran di Jakarta utara
3. Bagaimana keadaan pengangguran di Jakarta utara
4. Bagaimana angkata kkerja dann kesempatan kerja
5. Pengangguran mengakibatkan kemiskinan
6. Apa dampak pengangguran di Jakarta utara
7. Apa janji realisasi industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran
8. Sajian data pengangguran dsi Jakarta utara

III. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan membuat makalah yang berjudul “Masalah Pengangguran di jakarta utara” adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi pengangguran
2. Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Jakarta utara
3. Mengetahui keadaan pengangguran di Jakarta utara
4. Mengetahui angkatan kerja dan kesempatan kerja
5. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pengangguran
6. Mengetahuio dampak pengangguran di Jakarta utara terhadap pertumbuhan Dki Jakarta
7. Merealisasikan industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran
8. Mengetahui data – data peengangguran
IV. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta informasi actual yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Sehubungan dengan materi yang akan dipelajarin dan juga dengan makalah yang dibuat. Dengan beberapa pengumpulan data yang pertama sedikit dari narasumber dan internet, kedua dari ilmu dan pengalaman sehari – hari.
V. SISTEMATIS PENULISAN
Makakah “ Masalah pengangguran di Jakarta utara ini disusun dengan urutan sebgai berikut :

Bab 1 Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematis penulisan.
Bab 2 Pembahasan
Pada bab ini ditemukan tentang pembahasan yang terdiri dari definisi pengangguran, apa masalah pengangguran di Jakarta utara, bagaimana keadaan pengangguran di Jakarta utara, bagaimana keadaan kerja dan keadaan kesempatan kerja, mengapa pengangguran menyebabkan kemiskinan, apa dampak dari akibat pengangguran di Jakarta utara terhadap pertumbuhan di Dki Jakarta, apa realisasi industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran, serta penyajian data pengangguran di Jakarta utara.
Bab 3 Penutup
Bab terakhir ini membuat kesimpulan dan solusi terhadap pengangguran di Jakarta utara.
Daftar pustaka
Pada bagian berisis referensi – referensi dari berbagai media yang penulis gunakan untuk pembuatan makalah ini yang disjikan.








BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENGANGGURAN
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Definisi menurut sadono sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang melainkan tidak bekerja
B. MASALAH PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama minggu, atau seseorang yang tidak bekerja.
Pengangguran disebabkan karena tidak ada kesempatan kerja dan tidak sebanding tingkatan kerja yang dibutuhkan. Pengangguran sering kali menjadi masalah perekonomian karena danya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakatan akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah – masalah social lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dari perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam poersen setiap pertahun.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan karena pengangguran harus mengurangi jumlah konsumsi yang dibutuhkan. Pengangguran berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologisyang buruk terhadap pengangguran keluarga.
Meski menyandang predikat sebagai kota besar sekaligus Ibukota Negara, ternyata Jakarta masih menyimpan masalah serius. Selain masalah kemacetan lalu lintas, tingginya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan buta huruf, Jakarta juga dihadapkan pada masalah tingginya angka pengangguran. Buktinya, jumlah pengangguran di DKI selalu meningkat setiap tahun. Hingga Agustus 2008 ini, pengangguran di Jakarta berjumlah 543 ribu orang atau bertambah 998 orang dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 542.002 orang. Penganggur itu rata-rata berusia 19 hingga 23 tahun.
Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh derasnya laju urbanisasi dari daerah ke Jakarta. Selain juga diakibatkan banyaknya lulusan SMA yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi ini tak pelak membuat Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta bekerja ekstra keras. Deded Sukandar, Kepala Disnakertrans DKI mengatakan peningkatann jumlah pengangguran ini bukan hanya masalah Pemprov DKI saja, melainkan juga menjadi masalah provinsi-provinsi lain di Indonesia. Bahkan sudah menjadi masalah nasional yang juga turut dipikirkan oleh pemerintah pusat. Sebab, menurut Deded, tingginya jumlah pengangguran di DKI disebabkan oleh tak terbendungnya laju urbanisasi dari berbagai daerah ke Jakarta.
Disnakertrans sedang memilah-milah dari jumlah 543 ribu pengangguran ini, mana yang memang asli usia produktif yang menganggur asal Jakarta dan mana yang berasal dari luar Jakarta. Pemilahan ini berguna untuk mencari pemecahan masalah yang tepat. Disnakertrans juga berupaya menurunkan jumlah pengangguran hingga 20 persen di tahun 2008 dan 2009.
Salah satunya ada dengan meningkatkan peranan Balai Latihan Kerja (BLK) di lima wilayah Provinsi DKI Jakarta. BLK yang berjumlah 20 buah ini bisa menampung 60 orang yang tidak punya pekerjaan untuk ditempa dalam berbagai keterampilan seperti menjahit, bengkel, tata boga, komputer, dan keterampilan lainnya yang diperlukan oleh hotel, perusahaan motor bahkan instansi pemerintahan daerah setempat.
C. KEADAAN PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di DKI Jakarta hingga Agustus 2009 mencapai 569.340 orang atau 12,15 persen, sehingga mengalami penurunan 0,01 persen dibanding TPT pada Agustus 2008 yang mencapai 580.510 orang atau 12,16 persen.
Di Jakarta Timur, jumlah pengangguran naik dari 166.370 orang pada 2008 menjadi 175.440 orang di tahun 2009, di Jakarta Pusat, jumlah TPT tahun 2008 sebanyak 56.350 orang naik menjadi 59.540 orang pada tahun 2009, dan di Kepulauan Seribu mengalami kenaikan dari 92.000 orang di tahun 2008 menjadi 97.000 orang.
Sementara itu, daerah yang mengalami penurunan angka TPT yaitu Jakarta Selatan dari 133.070 pengangguran (2008) menjadi 127.680 orang (2009), Jakarta Barat 114.210 orang (2008) turun menjadi 109.140 orang (2009), Jakarta Utara 109.600 orang (2008) turun menjadi 96.570 orang (2009).
Tingkat pendidikan yang paling banyak menyumbangkan angka pengangguran yaitu lulusan siswa menengah kejuruan (SMK) dan yang paling kecil lulusan Diploma I-III, dengan rincian TPT dari lulusan SMK 156.390 orang, lulusan SMU 146.198 orang, lulusan SMP 86.866 orang, lulusan SD 75.203 orang, lulusan universitas (S1-S3) 73.417 orang, dan lulusan diploma (DI-DIII) 31.266 orang.
Pada periode Agustus 2008 hingga Agustus 2009, ada penambahan penduduk yang bekerja di sektor primer yakni 9.080 orang, sektor sekunder 3.080 orang. Sedangkan di sektor tersier jumlahnya turun menjadi 85.740 orang.
Sementara jumlah angkatan kerja di Jakarta pada Agustus 2009 mencapai 4,69 juta orang, atau berkurang 84.750 orang dibanding periode Agustus 2008 yang mencapai 4,77 juta orang.
Penurunan tingkat penangguran tersebut terjadi seiring dengan berbagai upaya Pemerintah Provinsi DKI untuk menekan jumlah pengangguran, antara lain dengan membuka peluang kerja seluas-luasnya dan program transmigrasi.
D. KEADAAN ANGKATAN KERJA DAN KESEMPATAN KERJA
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak selalu memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan. Coba Anda perhatikan bagan di bawah ini!
Dari bagan di bawah terlihat bahwa angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk yang termasuk ke dalam usia kerja. Usia Kerja adalah suatu tingkat umur seseorang yang diharapkan sudah dapat bekerja dan menghasilkan pendapatannya sendiri. Usia kerja ini berkisar antara 14 sampai 55 tahun. Selain penduduk dalam usia kerja, ada juga penduduk di luar usia kerja, yaitu di bawah usia kerja dan di atas usia kerja. Penduduk yang dimaksud yaitu anak-anak usia sekolah dasar dan yang sudah pensiun atau berusia lanjut.
Bagian lain dari penduduk dalam usia kerja adalah bukan angkatan kerja. Yang termasuk di dalamnya adalah para remaja yang sudah masuk usia kerja tetapi belum bekerja atau belum mencari perkerjaan karena masih sekolah. Ibu rumah tangga pun termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja.
Penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja, dikelompokkan menjadi tenaga kerja (bekerja) dan bukan tenaga kerja (mencari kerja atau menganggur). Tenaga Kerja (man power) adalah bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses produksi serta menghasilkan barang atau jasa.


E. PENGANGGURAN MENYEBABKAN KEMISKINAN
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
 Tingkat dan laju pertumbuhan output
 Tingkat upah neto
 Distribusi pendapatan
 Kesempatan kerja
 Tingkat inflasi
 Pajak dan subsidi
 Investasi
 Alokasi serta kualitas SDA
 Ketersediaan fasilitas umum
 Penggunaan teknologi
 Tingkat dan jenis pendidikan
Kondisi fisik dan alam
F. DAMPAK PENGANGGURAN DI JAKARTA UTARA TERHADAP DI DKI JAKARTA
Walikota menyatakan bahwa pengangguran di dki jakarta sangat meningat dari tahun sebelum – belumnya. Pendapatan masyarakat pun sangat bekurang. Dikarenakan dari persoalan tidak adanya lowongan pekerjaan atau peluang bagi pencari kerja. Lapangan pekerjaan juga sangat kurang terhadap perusahaan yang mau membuka peluang bagi pencari kerja.
Tingkat pengangguranpun akan semakin meningkat jika tidak adanya penanggulangan terhadap pengangguran yang tidak bekerja. Dan tingkat kemiskinanpun akan semakin banyak.
Untuk cara penanggulangannya sebagai berikut :
• Membuka peluang usaha baru
• Meminjamkan modal kerja bagi yang ingin membuka usaha
• Memberikan solusi pinjaman sementara
• Adanya penangungan buat hidup
G. REALISASI INDUSTRI UNTUK MENYERAP TENAGA KERJA DAN MENGURANGI PENGANGGURAN
Masa jaya waktu pemerintahan pada masa order baru, perusahaan pada masa itu sangat membutuhkan banyak karyawan bagi lulusan dan tingkatan pendididkan yang dibutuhkan perusahaan. Tapi perusahaan sekarang samgat jarang membutuhkan karyawan baru. Oleh sebab itu didki jakarta kekurangan lahan perindustrian.
Dan jarang membuka lowongan pekerjaan bagi para pengangguran di daerah dki ini. Sungguh sangat sulit bagi yang ingin bekerja sedangkan kesempatan kerja itu sangat jarang didapat bagi yang bersedia untuk mencari pekerjaan.
H. DATA PENGANGGURAN DI DKI JAKARTA
Struktur angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta pada bulan Agustus 2009 secara keseluruhan mengalami perubahan. Pada bulan Agustus 2009, jumlah angkatan kerja tercatat 4,69 juta orang, berkurang sebanyak 84,75 ribu orang bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2008 sebanyak 4,77 juta orang. Penurunan angkatan kerja terjadi pada angkatan kerja laki-laki dan perempuan. Angkatan kerja laki-laki berkurang sebanyak 22,95 ribu orang yaitu dari 2.856,01 ribu orang pada tahun 2008 menjadi 2.833,06 ribu orang pada tahun 2009. Sementara angkatan kerja perempuan mengalami penurunan sebanyak 61,80 ribu orang, yaitu dari 1.916,47 ribu orang pada tahun 2008 menjadi 1.854,67 ribu orang (Tabel 1). Penurunan angkatan kerja ini diduga pengaruh krisis keuangan global yang melanda negara Amerika Serikat dan negara lainnya sehingga berdampak terhadap perekonomian di Indonesia, khususnya Provinsi DKI Jakarta. Penduduk yang terkena PHK dan yang mencari kerja akhirnya sebagian memasuki struktur bukan angkatan kerja terutama mengurus rumah tangga.
Seiring dengan menurunnya jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja juga mengalami penurunan. Penduduk yang bekerja berkurang dari 4,19 juta orang pada Agustus 2008 menjadi 4,12 juta orang pada Agustus 2009 atau terjadi penurunan 73,58 ribu orang. Penurunan jumlah penduduk yang bekerja didominasi oleh kaum perempuan. Penurunan penduduk perempuan yang bekerja sebesar 53,90 ribu orang yaitu dari 1.659,59 ribu orang pada Agustus 2008 menjadi 1.605,69 ribu orang pada Agustus 2009. Penduduk laki-laki yang bekerja juga mengalami penurunan sebesar 19,67 ribu orang yaitu dari 2.532,37 ribu orang pada Agustus 2008 menjadi 2.512,70 ribu orang pada Agustus 2009.



Adanya penurunan penduduk bekerja terutama disebabkan kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan. Selama periode Agustus 2008 - 2009 ada perusahaan besar yang tidak beroperasi atau mengurangi produksi akibat terimbas krisis keuangan global, terutama perusahaan yang bahan bakunya tergantung bahan impor. Sebagai implikasi dari tutupnya beberapa perusahaan maka perusahaan terpaksa merumahkan sejumlah buruh/karyawan. Lemahnya kondisi ekonomi, khususnya pada awal Semester I, juga berdampak terhadap sektor informal seperti menurunnya jumlah orang yang berusaha dibantu buruh tidak tetap dan pekerja keluarga.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan indikator yang menggambarkan persentase angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha. Atau mereka yang tergolong angkatan kerja namun tidak terserap dalam pasar kerja. Selama periode Agustus 2008 - Agustus 2009, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami sedikit penurunan dari 12,16 persen menjadi 12,15 persen. TPT perempuan mengalami peningkatan dari 13,40 persen menjadi 13,42 persen, sedangkan TPT laki-laki mengalami penurunan dari 11,33 persen menjadi 11,31 persen.
Secara absolut, jumlah penganggur mengalami penurunan sebesar 11,17 ribu orang yaitu dari 580,51 ribu orang pada Agustus 2008 menjadi 569,34 ribu orang pada Agustus 2009. Selama setahun terakhir terjadi penurunan jumlah penganggur laki-laki, sebesar 3,28 ribu orang yaitu dari 323,64 ribu orang pada Agustus 2008 menjadi 320,36 ribu orang pada Agustus 2009, sedangkan jumlah penganggur perempuan secara absolut mengalami penurunan sebesar 7,89 ribu orang yaitu dari 256,87 ribu orang pada Agustus 2008 menjadi 248,98 ribu orang pada Agustus 2009.
Penurunan jumlah penganggur disebabkan menurunnya kesempatan kerja pada beberapa lapangan pekerjaan. Selain itu juga, disebabkan oleh tumbangnya beberapa perusahaan besar yang terimbas oleh krisis keuangan global. Sementara ada beberapa perusahaan yang mengurangi jumlah buruh/karyawan. Puncak dampak krisis global, khususnya Provinsi DKI Jakarta terjadi pada bulan Mei-Juni 2009, karena banyak perusahaan yang habis masa ordernya. Selama 1 bulan terhitung Juli 2009, kemungkinan buruh/karyawan yang di PHK sedang cooling down, atau mereka belum berupaya melakukan aktivitas mencari kerja atau mempersiapkan suatu usaha. Sehingga saat dilakukan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada bulan Agustus 2009, aktivitas mencari kerja dan mempersiapkan usaha belum terdeteksi. Diduga, selama bulan Juli-Agustus 2009, ada pergeseran penduduk yang pada awalnya berstatus angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja/mempersiapkan suatu usaha) masuk ke dalam struktur bukan angkatan kerja, terutama mengurus rumah tangga (Tabel 1).
Selama Agustus 2008-Agustus 2009 terjadi penurunan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan indikator yang menggambarkan penduduk usia kerja yang terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi. Pada bulan Agustus 2009, TPAK Provinsi DKI Jakarta mencapai 66,60 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 2,08 persen bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2008 (68,68 persen). TPAK laki-laki menurun dari 84,41 persen pada Agustus 2008 menjadi 82,90 persen pada Agustus 2009, begitu pula TPAK perempuan menurun dari 53,75 persen pada Agustus 2008 menjadi 51,21 persen pada Agustus 2009.
2. Laporan kerja utama Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha, dibedakan menurut tiga sektor utama yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan sektor pertanian dan pertambangan, sektor sekunder merupakan agregat sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor listrik, gas dan air. Sektor tersier merupakan gabungan sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi; sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa kemasyarakatan.



Tabel 2 memperlihatkan struktur penduduk yang bekerja menurut tiga sektor utama. Selama periode Agustus 2008–Agustus 2009, secara umum jumlah penduduk yang bekerja mengalami penurunan. Pada Agustus 2009, jumlah penduduk bekerja pada sektor tersier tercatat 3.205,71 ribu orang, dan pada Agustus 2008 tercatat 3.291,45 ribu orang, atau terjadi penurunan sebanyak 85,74 ribu orang. Penurunan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor ini sebagian besar berasal dari sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi; sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor transportasi dan pergudangan. Jumlah penduduk yang bekerja pada sektor primer dan sektor sekunder mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 9,08 ribu orang, dan 3,08 ribu orang bila dibandingkan keadaan Agustus 2008.
3. Status Pekerjaan
Kegiatan formal dan informal dapat dilihat berdasarkan pendekatan status pekerjaan. Dari enam kategori status pekerjaan utama, yang diklasifikasikan bekerja di sektor formal adalah status pekerjaan sebagai berusaha dengan dibantu buruh tetap dan sebagai buruh/karyawan. Empat status pekerjaan lainnya diklasifikasikan bekerja di sektor informal. Pada bulan Agustus 2009, sekitar 61,92 persen penduduk bekerja pada kegiatan formal, dan sisanya sebesar 38,08 persen bekerja pada kegiatan informal. Tabel 3. memperlihatkan bahwa dari 4.118,39 ribu orang yang bekerja, terdapat sekitar 57,72 persen penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan dan sekitar 4,20 persen bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap/dibayar.



4. Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja dan Pengangguran menurut Kabupaten/Kota
Selama periode Agustus 2008 - Agustus 2009 terjadi penurunan jumlah angkatan kerja dan penduduk bekerja pada seluruh kabupaten/kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Pada bulan Agustus 2009, angkatan kerja terbanyak terdapat di Kota Jakarta Timur yaitu 1.200,58 ribu orang, disusul Kota Jakarta Barat sebesar 1.129,43 ribu orang, dan Kota Jakarta Selatan yaitu 1.089,54 ribu orang. Sedangkan untuk Kabupaten Kepulauan Seribu, Kota Jakarta Pusat dan Kota Jakarta Utara angkatan kerjanya di bawah 800 ribu orang. Bila dilihat perkembangan angkatan kerja selama Agustus 2008 - Agustus 2009 menurut kabupaten/kota administrasi, yang mengalami penurunan tertinggi adalah Kota Jakarta Timur dan Kota Jakarta Selatan, masing-masing sebesar 56,94 ribu orang dan 22,98 ribu orang.





Selama Agustus 2008 - Agustus 2009 telah terjadi perubahan penduduk bekerja menurut kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta. Komposisi penduduk bekerja keadaan Agustus 2009 menurut kabupaten/kota yang terbanyak adalah Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Barat dan Kota Jakarta Selatan, masing-masing 1.025,14 ribu orang; 1.020,29 ribu orang; dan 961,86 ribu orang. Sedangkan untuk kabupaten/kota lainnya masih di bawah 700 ribu orang. Perkembangan penduduk bekerja selama Agustus 2008 - Agustus 2009 menurut kabupaten/kota yang mengalami penurunan terbanyak adalah Kota Jakarta Timur dan Kota Jakarta Selatan. Pada Agustus 2008, jumlah penduduk yang bekerja di Kota Jakarta Timur tercatat 1.091,15 ribu orang atau terjadi penurunan sebesar 66,01 ribu orang. Kota Jakarta Selatan, pada bulan Agustus 2008 tercatat sebanyak 979,45 ribu orang, terjadi penurunan penduduk bekerja sebanyak 17,59 banyak orang.Selama Agustus 2008 - Agustus 2009 telah terjadi perubahan TPT menurut kabupaten/kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Tingkat pengangguran tertinggi terdapat di Kota Jakarta Timur 14,61 persen, disusul Kota Jakarta Utara dan Kota Jakarta Pusat masing-masing sebesar 12,39 persen. Jika dilihat tren tingkat pengangguran menurut kabupaten/kota selama periode Agustus 2008 - Agustus 2009 hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan, kecuali Kota Jakarta Timur mengalami peningkatan dari 13,23 persen menjadi 14,61 persen, dan Kota Jakarta Pusat mengalami kenaikan dari 11,73 persen menjadi 12,39 persen.














BAB III
PENUTUP

Pengangguran di Jakarta utara sangat naik secara drastic, dan sangat memperhatinkan bagi penduduk masyarakat setempat apalagi banyaknya pengangguran disekitar tempat tinggal yang saya tempati.
Dan untuk Negara Indonesia menduduki peringkat 133 untuk hal pengangguran didunia. Semakin rendah tingkat penganggurannya.
B. SOLUSI UNTUK MENGHILANGKAN PENGANGGURAN
Pemerintah harus membuka peluang usaha baru agar pengangguran di Jakarta utara ini. Agar semua tidak adanya orang miskin di tempat ini, tingkat kemiskinan dan pengangguran akan berkurang tidak sepesat ini.
Agar pemukiman pendudukpun tidak terlalu banyak dan menyempiti kota Jakarta. Yang seharusnya kota Jakarta sebagai tempat pencari kerja malah susah untuk mendapatkannya.